Rabu, 06 Maret 2013

Studio XV | Recording Studio | Studio B

Saat ini, di Jakarta hanya ada 1 studio lagi yang masih aktiv menggunakan pita 2 inches; Studio XV | Studio B.

Untuk para Produser, Musisi, Pencipta Lagu yang masih menyimpan asset dalam bentuk pita analog, buruan transfer jadi asset digital di studio ini.


Ini ruang kontrol (control room) Studio B, yang masih disenjatai oleh Analog Mixer dan Studer untuk pita 2 inches.


Kami mau share sedikit tentang Proses Digitalisasi aset rekaman analog.

Dulu, pada jamannya, kita merekam suara, lagu, rapat sidang DPR/MPR, dengan menggunakan media pita. Hal ini tentu saja membuat perpustakaan kita jadi butuh tempat yang besaaaarrr... Lalu, bagaimana dengan cara mencari rekaman yang mau kita dengar lagi? Owh... sangat menyita waktu dan tenaga. Kita perlu bongkar (jika belum tersusun rapi) gudang penyimpanan pita kaset, sampai pita yang dimaksud ditemukan.
Ruang penyimpanan yang besar, kondisi ruang yang tidak boleh lembab, atau pita berjamur, itu sangat melelahkan bukan?

Kalau sudah berhasil ditemukan, lalu kita setel di player kita. Ooops, sebelumnya perlu kita cek dulu apakah pita itu masih 'lurus' atau sudah keriput? Dilap sampai kering supaya ga merusak head dari player yang kita punya.

Nah repot ya?
Trus bagaimana bisa aset kita itu dinikmati oleh orang banyak? Apalagi aset rekaman yang sangat penting seperti rapat sidang DPR/MPR yang sangat bernilai itu.

Sekarang saatnya untuk Indonesia masuk era digitalisasi. Jadi, apakah ada yang masih menyimpan data rekaman di pita analog yang belum terproses?

Ini foto-foto sekilas tentang Studio B lagi:






Studio XV | Recording Studio | Studio A

Ini adalah studio digital pertama di Indonesia yang menggunakan Protools HD pada tahun 2000an. Dengan disenjatai Digidesign Protools HD3 dengan 192 i/o audio interface, hasil rekaman profesional kita akan sangat terasa di telinga kita.

Keberadaan Protools HD di studio ini tidak hanya sendirian, tetapi juga dilengkapi dengan Control 24 Digital Console, yang masing-masing channel-nya juga dilengkapi dengan pre-amp dan eq dari focusrite.


Sebagai monitor untuk telinga kita, disuguhkan sepasang Genelec 1030A dan alternative Yamaha NS 10M yang sudah tidak asing bagi operator dan musisi di dunia.
Ada juga JBL 4412A menggantung di bagian atas control room untuk para musisi yang mengharapkan 'mood' saat merekam instrumen mereka, biasanya pemain gitar dan bass, lebih menyukai suasana live saat rekaman yah...

Untuk melengkapi kebutuhan preamps, andai saja kita masih kurang puas dengan kekuatan focusrite di Control 24, berikut sekumpulan senjata yang disediakan di Studio ini:

Nah, itu sebagian yang bisa kita lihat... Masih ada lagi? Ya tentuuuuuu....
Bagaimana untuk para Vokalis? Microphone apa saja yang tersedia? Oh ya, kita mau diskusi dulu tentang warna vokal (karakter) dari penyanyi.

Tidak semua penyanyi cocok dengan 1 macam microphone. Buktinya? Coba kita nyanyi dengan menggunakan microphone untuk upacara bendera. Bagus kan? Hehe.. Lumayan.... Lumayan kenceng suaranya. Tapi untuk rekaman dengan hasil yang bagus, dan memuaskan para pembeli CD lagu kita, kita perlu microphone yang juga bagus, dan COCOK dengan karakter sang Vokalis.

Di studio ini, yang memang sudah puluhan tahun berkecimpung di bisnis rekaman, ada banyak pilihan microphone. Dari yang collector items, sampai yang untuk upacara bendera juga ada. Ini fotonya:


Jadi, mau rekaman dengan hasil yang bagus? Yah, mau atau ga mau kita perlu pakai alat yang bisa menunjang sesuai dengan kantong kita.
Biaya rekaman bisa kita tentukan sendiri sesuai dengan hasil yang kita peroleh.